Ling Tien Kung dan Syari'at Islam (H. Yudhi)
Ling Tien Kung dan Syariat Islam
(H. Yudhi)
Terapi Lien Tien Kung adalah terapi buat kesehatan. Ini sangat sesuai dengan syariat Islam yang mengatakan bahwa kesehatan itu sangatlah penting. Tulisan dibawah ini akan membahas tentang Lien Tien Kung dan Syariat Islam.
Islam adalah agama sempurna yang mengajarkan atau membimbing manusia menuju keselamatan di dunia dan akhirat. Salah satu keselamatan dunia adalah hidup sehat wal afiat. Oleh sebab itu Islam mengajarkan agar penganutnya atau umatnya untuk hidup sehat wal afiat.
Kesehatan dalam Islam merupakan suatu hal yang penting. Ajaran tentang kesehatan di dalam Islam diwakili dengan syariat Islam yang mewajibkan untuk menjaga kebersihan diri dari kotoran. Istilah kesehatan banyak ditemukan di dalam dua sumber ajaran Islam, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah. Kesehatan dalam Islam dijadikan sebagai modal utama dalam melaksanakan ibadah dan pekerjaan yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Terdapat beberapa hal pokok yang menjadi perhatian mengenai kesehatan dalam Islam. Hal pokok ini meliputi kesehatan lingkungan, kesehatan individu, kesehatan makanan dan lain sebagainya.
Kesehatan sudah diperhatikan sejak jaman Nabi Muhammad SAW. Kemudian berlanjut ke Khalifah. Bidang kesehatan menjadi sangat penting pada masa kepemimpinan Harun Ar-Rasyid (785–809 M) sebagai khalifah. Ia mengutamakan penggunaan kekayaan negara untuk pembangunan rumah sakit, farmasi dan sarana sosial. Pada masa pemerintahannya, pendidikan kedokteran dianggap penting. Di Bagdad pada masa tersebut memiliki dokter sebanyak 800 orang. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kesehatan_dalam_islam)
Syariat Islam memberikan perlindungan terhadap agama, jiwa, keturunan, akal, jasmani dan harta benda. Dari beberapa aspek tersebut, terdapat tiga aspek yang berkaitan dengan kesehatan, yaitu jiwa, akal dan jasmani. Kaidah-kaidah dasar atas ilmu kesehatan ditetapkan di dalam ajaran Islam secara luas dan lengkap. Namun, mengenai ilmu pengobatan, ajaran Islam tidak memberikan informasi yang terperinci. Di dalam Al-Qur'an tidak ada aturan mengenai dosis obat. Permasalahan tentang jenis obat-obatan dan pengobatan memperoleh penjelasan melalui sunnah. Nabi Muhammad telah memberikan beberapa jenis obat seperti madu dan jenis pengobatan seperti bekam.
Pedoman mengenai kesehatan dan pengobatan di dalam Islam dibahas di dalam Al-Qur'an. Penerapannya kemudian dicontohkan oleh Nabi Muhammad melalui perilaku dan aturan-aturan yang ditetapkannya. Contoh penerapan ini dijelaskan melalui Al hadist. Prinsip kesehatan dan pengobatan di dalam Islam selalu berkaitan dengan persoalan ketuhanan, kerohanian, psikologi, fisik, sosial dan ekologi.
Kesehatan jiwa
Selain kesehatan jasmani, ajaran Islam juga menyediakan pedoman bagi kesehatan jiwa. Salah satunya ialah puasa. Dalil dan hujjah puasa ada dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 183 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Selama berpuasa, individu menerapkan pengaturan pola makan dan gaya hidup. Di saat bersamaan, kesehatan mental juga diperbaiki melalui pengendalian diri melalui kebahagiaan ketika berbuka puasa dan tindakan bertutur kata yang jujur. Salah satu manfaat dari puasa adalah mencegah terjadinya skizofrenia pada orang yang berpuasa.
Kesehatan yang baik adalah berkah
Allah tidak hanya mampu menguji manusia dengan memberikan penyakit. Diri-Nya juga berkehendak untuk memberikan kesehatan yang baik kepada manusia. Dalam Al hadist, memperoleh kesehatan yang baik diyakini sebagai berkah. Hadis riwayat Imam Bukhari menyebutkan bahwa kesehatan merupakan salah satu bentuk kenikmatan yang manusia tertipu karenanya. Sementara periwayatan hadis oleh Imam Al-Hakim dari Ibnu Abbas menyebutkan bahwa waktu sehat merupakan salah satu dari lima perkara yang perlu dimanfaatkan.
Allah memberikan obat untuk setiap penyakit.
Setiap penyakit yang diciptakan oleh Allah memiliki obat. Dalil dan hujjah nya ada dalam HR Muslim yang artinya: “Setiap penyakit ada obatnya”. Ini karena Allah menginginkan agar hamba-hamba-Nya dalam kondisi sehat. Penyakit yang tidak ada obatnya hanya ada dua, yaitu penuaan dan kematian. Obat yang digunakan untuk penyembuhan penyakit wajib bersifat halal. Sementara obat yang mengandung unsur haram tidak diperbolehkan kecuali dalam keadaan darurat. Kedaruratannya ditentukan berdasarkan petunjuk dari Al-Qur'an dan hadis.
Kesehatan Jasmani.
Ajaran Islam sangat menekankan kesehatan jasmani. Agar tetap sehat, hal yang perlu diperhatikan dan dijaga, menurut sementara ulama, disebutkan, ada sepuluh hal, yaitu: dalam hal makan, minum, gerak, diam, tidur, terjaga, hubungan seksual, keinginan-keinginan nafsu, keadaan kejiwaan, dan mengatur anggota badan. Dibawah akan dibahas empat buah saja. (https://unusa.ac.id/2015/03/14/konsep-kesehatan-dalam-islam/)
Pertama: Mengatur Pola Makan dan Minum.
Dalam ilmu kesehatan atau gizi disebutkan, makanan adalah unsur terpenting untuk menjaga kesehatan. Kalangan ahli kedokteran Islam menyebutkan, makan yang halalan dan thayyiban. Al-Quran berpesan agar manusia memperhatikan yang dimakannya, seperti ditegaskan dalam ayat: “maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya”.(QS. ‘Abasa ayat 24)
Dalam 27 kali pembicaraan tentang perintah makan, al-Quran selalu menekankan dua sifat, yang halal dan thayyib, di antaranya dalam (Qs. al-Baqarah ayat 168, al-Maidah ayat 88, al-Nahl ayat 114).
Kedua: Keseimbangan Beraktivitas dan Istirahat.
Perhatian Islam terhadap masalah kesehatan dimulai sejak bayi, di mana Islam menekankan bagi ibu agar menyusui anaknya, di samping merupakan fitrah juga mengandung nilai kesehatan. Banyak ayat dalam al-Quran menganjurkan hal tersebut.
Al-Quran melarang melakukan sesuatu yang dapat merusak badan. Para pakar di bidang medis memberikan contoh seperti merokok. Alasannya, termasuk dalam larangan membinasakan diri dan mubadzir dan akibat yang ditimbulkan, bau, mengganggu orang lain dan lingkungan.
Islam juga memberikan hak badan, sesuai dengan fungsi dan daya tahannya, sesuai anjuran Nabi dalam HR Bukhari dan Muslim: Bahwa badanmu mempunyai hak.
Islam menekankan keteraturan mengatur ritme hidup dengan cara tidur cukup, istirahat cukup, di samping hak-haknya kepada Tuhan melalui ibadah. Islam memberi tuntunan agar mengatur waktu untuk istirahat bagi jasmani. Keteraturan tidur dan berjaga diatur secara proporsional, masing-masing anggota tubuh memiliki hak yang mesti dipenuhi.
Di sisi lain, Islam melarang membebani badan melebihi batas kemampuannya, seperti melakukan begadang sepanjang malam, melaparkan perut berkepanjangan sekalipun maksudnya untuk beribadah, seperti tampak pada tekad sekelompok Sahabat Nabi yang ingin terus menerus shalat malam dengan tidak tidur, sebagian hendak berpuasa terus menerus sepanjang tahun, dan yang lain tidak mau ‘menggauli’ istrinya, sebagaimana disebutkan dalam hadits:
“Nabi pernah berkata kepadaku: Hai hamba Allah, bukankah aku memberitakan bahwa kamu puasa di siang hari dan qiyamul lail di malam hari, maka aku katakan, benar ya Rasulullah, Nabi menjawab: Jangan lalukan itu, berpuasa dan berbukalah, bangun malam dan tidurlah, sebab, pada badanmu ada hak dan pada lambungmujuga ada hak” (HR Bukhari dan Muslim).
Ketiga: Olahraga sebagai Upaya Menjaga Kesehatan
Aktivitas terpenting untuk menjaga kesehatan dalam ilmu kesehatan adalah melalui kegiatan berolahraga. Kata olahraga atau sport (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Latin Disportorea atau deportore, dalam bahasa Itali disebut ‘deporte’ yang berarti penyenangan, pemeliharaan atau menghibur untuk bergembira. Olahraga atau sport dirumuskan sebagai kesibukan manusia untuk menggembirakan diri sambil memelihara jasmaniah.
Tujuan utama olahraga adalah untuk mempertinggi kesehatan yang positif, daya tahan, tenaga otot, keseimbangan emosional, efisiensi dari fungsi-rungsi alat tubuh, dan daya ekspresif serta daya kreatif. Dengan melakukan olahraga secara bertahap, teratur, dan cukup akan meningkatkan dan memperbaiki kesegaran jasmani, menguatkan dan menyehatkan tubuh. Dengan kesegaran jasmani seseorang akan mampu beraktivitas dengan baik.
Dalam pandangan ulama fikih, olahraga (Bahasa Arab: al-Riyadhat) termasuk bidang ijtihadiyat. Secara umum hukum melakukannya adalah mubah, bahkan bisa bernilai ibadah, jika diniati ibadah atau agar mampu melakukannya melakukan ibadah dengan sempurna dan pelaksanaannya tidak bertentangan dengan norma Islami.
Sumber ajaran Islam tidak mengatur secara rinci masalah yang berhubungan dengan berolahraga, karena termasuk masalah ‘duniawi’ atau ijtihadiyat, maka bentuk, teknik, dan peraturannya diserahkan sepenuhnya kepada manusia atau ahlinya. Islam hanya memberikan prinsip dan landasan umum yang harus dipatuhi dalam kegiatan berolahraga.
Nash al-Quran yang dijadikan sebagai pedoman perlunya berolahraga, dalam konteks perintah jihad agar mempersiapkan kekuatan untuk menghadapi kemungkinan serangan musuh, yaitu ayat:
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS. Al-Anfal ayat 60)
Nabi menafsirkan kata kekuatan (al-Quwwah) yang dimaksud dalam ayat ini adalah memanah. Nabi pernah menyampaikannya dari atas mimbar disebutkan 3 kali, sebagaimana dinyatakan dalam satu hadits:
Nabi berkata: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi” Ingatlah kekuatan itu adalah memanah, Ingatlah kekuatan itu adalah memanah, Ingatlah kekuatan itu adalah memanah, (HR. Muslim, al-Turmudzi, Abu Dawud, Ibn Majah, Ahmad, dan al-Darimi)
Keempat: Anjuran Menjaga Kebersihan
Ajaran Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan yang merupakan salah satu aspek penting dalam ilmu kedokteran. Dalam terminologi Islam, masalah yang berhubungan dengan kebersihan disebut dengan al-Thaharat. Dari sisi pandang kebersihan dan kesehatan, al-thaharat merupakan salah satu bentuk upaya preventif, berguna untuk menghindari penyebaran berbagai jenis kuman dan bakteri.
Imam al-Suyuthi, ‘Abd al-Hamid al-Qudhat, dan ulama yang lain menyatakan, dalam Islam menjaga kesucian dan kebersihan termasuk bagian ibadah sebagai bentuk qurbat, bagian dari ta’abbudi, merupakan kewajiban, sebagai kunci ibadah, Nabi bersabda: “Dari ‘Ali ra., dari Nabi saw, beliau berkata: “Kunci shalat adalah bersuci” (HR. Ibnu Majah, al-Turmudzi, Ahmad, dan al-Darimi)
Berbagai ritual Islam mengharuskan seseorang melakukan thaharat dari najis, mutanajjis, dan hadats. Demikian pentingnya kedudukan menjaga kesucian dalam Islam, sehingga dalam buku-buku fikih dan sebagian besar buku hadits selalu dimulai dengan mengupas masalah thaharat, dan dapat dinyatakan bahwa ‘fikih pertama yang dipelajari umat Islam adalah masalah kesucian’.
‘Abd al-Mun’im Qandil dalam bukunya al-Tadaivi bi al-Quran seperti halnya kebanyakan ulama membagi thaharat menjadi dua, yaitu lahiriah dan rohani. Kesucian lahiriah meliputi kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal, jalan dan segala sesuatu yang dipergunakan manusia dalam urusan kehidupan. Sedangkan kesucian rohani meliputi kebersihan hati, jiwa, akidah, akhlak, dan pikiran.
Lien Tien Kung
Ling Tien Kung adalah terapi yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit jika dilakukan secara rutin.
Ling Tien Kung bukanlah senam, melainkan sebuah terapi yang melatih tubuh untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu. Gerakan ini membuat pasokan tenaga atau energi kehidupan dapat diisi ulang.
Terapi Ling Tien Kung dapat dilakukan oleh semua orang termasuk lanjut usia (lansia) karena gerakannya sederhana tapi efektif.
Menurut penemu Ling Tien Kung, yang bernama bapak Awiek Wijaya, manusia mempunyai energi kehidupan yang menjadi sumber tenaga bagi organ tubuhnya. “Kalau organ cukup energinya, tensinya bagus, maka organ akan berfungsi dengan baik, dan tubuh orang tersebut menjadi sehat,” kata bapak Awiek. (https://www.liputan6.com/health/read/5519503/terapi-ling-tien-kung-senam-sederhana-yang-cocok-untuk-lansia?page=4)
Melansir laman resmi Kemenpora, Ling Tien Kung atau yang juga bisa dikenal senam Empet-Empet Anus adalah gerak terapi yang memusatkan latihan pada gerakan anus yang diyakini sebagai pusatnya kesehatan manusia. Gerakan-gerakan dalam Ling Tien Kung memiliki fungsi yang bermacam-macam. Gerakannya terlihat mudah, misalnya berjongkok sambil berjinjit dan empet-empet anus, merentangkan tangan ke samping, atau menekuk satu kaki dalam posisi berdiri. Lien Tien Kung sendiri meskipun terlihat sederhana tapi sangat kaya akan manfaat untuk hidup lebih sehat.
Menurut dr. Achmad Mediana, SpOG, setiap manusia memiliki energi kehidupan yang menjadi sumber tenaga bagi organ tubuhnya.
“Ling Tien Kung bukan senam, tapi adalah terapi kesehatan. Gerakan-gerakan Ling Tien Kung menghasilkan rileksasi. Maka, aliran darahnya akan berjalan baik, organ tubuh akan berfungsi baik, dan tubuh kita jadi sehat,” ujar dr. Achmad melalui keterangan tertulis. (https://www.liputan6.com/health/read/5637105/ling-tien-kung-terapi-olah-tubuh-dengan-gerakan-sederhana-dukung-masyarakat-indonesia-bugar?page=2)
Sementara itu dokter spesialis penyakit dalam dr Indra Djaman mengaku merasakan peningkatan kesehatan usai rutin menjalani terapi Ling Tien Kung.
“Dengan kebermanfaatan Ling Tien Kung, bisa gulanya turun, tekanan darahnya turun, kolesterolnya turun, body compotitionnya, membakar lemaknya, ototnya meningkat, bagi saya ini adalah miracle." Menurutnya terapi tersebut membantu sejumlah perbaikan di tubuh jika rutin dilakukan. (https://www.liputan6.com/health/read/5637105/ling-tien-kung-terapi-olah-tubuh-dengan-gerakan-sederhana-dukung-masyarakat-indonesia-bugar?page=2)
Hubungan Lien Tien Kung dan Syariat Islam
Sebagaimana dikatakan diatas tentang pentingnya kesehatan secara Islam, apalagi ditambah dengan QS. Al Anfal ayat 60 yang menghubungkan pentingnya suatu olah raga dengan kesehatan/ kekuatan, maka setiap muslim dianjurkan untuk berolah raga. Walaupun Jumhur Ulama mengatakan bahwa olah raga hukumnya Mubah, akan tetapi olah raga yang bisa membuat kita sehat dan bisa membuat orang untuk rajin beribadah kepada Allah SWT, maka ini membuat olah raga itu sangat penting buat umat Islam. Kalau kita sakit, maka banyak ibadah yang tidak bisa dilakukan oleh umat Islam, misalnya seperti Umroh, Haji, Sholat Jumat dan sebagainya akan terhalang. Lieng Tien Kung adalah suatu terapi yang membuat seluruh tubuh bergerak, ini bisa dikategorikan dalam olah raga yang membuat tubuh menjadi sehat. Apabila dilakukan secara rutin, maka hasil yang didapat adalah maksimal, yaitu tubuh menjadi sehat dan bugar. Sehingga kita bisa menjalankan aktifitas sehari-hari dengan normal, bahkan bisa membuat ibadah kita menjadi optimal, baik itu ibadah habluminallah maupun habluminannas.
Bagi orang yang sedang terkena ujian dan cobaan sakit tubuh, diatas telah dikatakan bahwa di dalam HR. Muslim dikatakan: Setiap penyakit ada obatnya. Terapi Ling Tien Kung sebagai suatu aktivitas yang bisa menyembuhkan beberapa penyakit, merupakan salah satu solusi seperti yang dikatakan dalam HR. Muslim tersebut. Syaratnya orang itu harus terapi secara rutin, baik di rumah maupun di Sasana LTK. Terapi akan maksimal apabila dilakukan minimal sepekan tiga kali. Banyak testimoni orang yang sudah sembuh dari penyakitnya akibat ijin dari Allah SWT dan melakukan terapi LTK secara rutin.
Terapi LTK sudah dilakukan oleh penulis telah cukup lama. Selain itu penulis juga sudah melakukan Terapi LTK di beberapa Sasana LTK seperti:
1. Sasana Silaturahim
2. Sasana Graha Jala Yudha
3. Sasana Florence
4. Sasana Vancouver
5. Sasana Bukit Golf
6. Sasana At Thohilah
7. Sasana Legenda Wisata
Disana penulis merasa nyaman dan senang saat terapi di berbagai Sasana tersebut. Selain itu juga mendapatkan kesehatan dan kebugaran dari hasil terapi serta mendapat banyak teman. Masih banyak lagi Sasana LTK di seluruh Indonesia yang bisa diikuti oleh banyak orang. Untuk lebih jelas bisa dicari di Google tempat Sasana LTK yang dekat dengan rumah anda. Agar bisa mempermudah dalam Terapi ini.
Sekian dari penulis, kurang lebihnya saya minta maaf apabila ada kesalahan. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi kita semua. Terimakasih.
NB: Blog ini dibuat dengan tujuan untuk menambah ilmu si Pembaca, tidak ada keuntungan Ekonomi sedikitpun yang diperoleh dari Pembuat. Tulisan diatas merupakan gabungan beberapa artikel dan ditulis juga sumbernya.
Comments
Post a Comment